Suatu hari amalia mendengarkan keluh kesah Bapak dan
ibunya yang sedang berdiskusi tentang tanaman yang cocok ditanam dimusim
kemarau. Lia yang mendengar diskusi tersebut memberikan saran untuk
mengembangkan budidaya melon. Kebutuhan salah satu seorang guru Lia ada yang
menjadi petani melon yang sukses
(diberanda
rumah duduk bapak dan ibu di sebuah kursi bambu)
Bapak
: (termenung) “Bu bagaimana menurutmu jika
sawah kita itu ditanami tanaman lain.
Ibu
: “Maksud bapak?” (bingung)
Bapak
: “Ya kita ubah dari tanaman padi menjadi
tanaman yang lebih menghasilkan Bu ! Jika dimusim kemarau berkepanjangan
seperti ini, Bapak tidak mampu melanjutkan menanam padi lagi ?”
Ibu
: (Bingung) “Lha kita mau menanam apa pak ? selain itu benihnya kita peroleh
dari mana ?”
Bapak :
(Menghela nafas) “itulah bu yang Bapak bingungkan” (Amalia muncul dan duduk
disamping bapak)
Amalia
: “Ada masalah apa, pak ?”
Ibu
: “Ini lho lia bapakmu ingin mengganti tanaman padi dengan tanaman lainnya.
Tapi bapak mu ini belum tahun mau menanam apa”
Amalia
: “Bagaimana kalau bapak menanam melon
saja ?”
Bapak
: “Bagus sekali usulanmu Lia ! Tapi ...
benihnya dari mana?”
Amalia
: (tersenyum) “Bapak tidak usah bingung.
Disekolah lia ada seorang guru yang juga petani melon sukses. Bapak kenal
dengan Pak Ali,
Bapak
: “Tentu kenal dong lia, beliau yang punya sawah di desa sebelah, bukan ?”
Amalia
: “Ya, bapak benar. Beliau juga sering mengakan penyuluhan tentang budidaya
melon lho. Pak ! bagaimana kalau beliau kita undang ke desa kita ?”
Ibu
: (Antusias) “O... boleh.... boleh sekali lia ! kapan dan dimana ?
Amalia
: “Ibu atur saja waktu dan tempatnya.
Jangan lupa mengajar warga desa kita agar pengetahuan mereka tentang budidaya
melon ini menajdi lebih jelas.”
Ibu
:
“Beres....”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar