Translate

Jumat, 26 September 2014

“PACARAN DALAM MASA REMAJA DAN PENGARUH-PENGARUHNYA”



Seperti yang kita ketahui, pacaran sudah menjadi trend di kalangan remaja terutama para pelajar di usia SMP dan SMA karena memang pada usia tersebut seseorang mulai mempunyai rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Bahkan bagi sebagian orang, hidup ini akan terasa tidak berarti tanpa pacaran. Namun tahukah kita apa sebenarnya dampak dari pacaran itu sendiri baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun terhadap aktifitas kita di sekolah?
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai pengaruh serta dampak positif dan negatif pacaran terhadap kualitas belajar siswa di sekolah dan perlu tidaknya pacaran tersebut, ada baiknya kita mengetahui dulu apa pengertian dari pacaran itu sendiri. Pacaran dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang lebih dikenal dengan proses penjajakan antara lawan jenis. Penjajakan tersebut meliputi banyak aspek dari orang yang akan dijajaki, baik terkait fisik maupun non fisik. Ketika seorang siswa ditanya apa manfaat dari pacaran, sebagian besar dari mereka akan menjawab bahwa dengan pacaran, mereka akan mendapatkan motivasi dari sang pacar sehingga dapat membuat mereka lebih semangat dalam belajar. Namun apakah yang mereka katakan itu dapat dibuktikan kebenarannya? Coba kita bandingkan seseorang ketika sebelum ia pacaran dan setelah ia punya pacar, apakah ada perubahan ke arah yang lebih baik pada orang tersebut?
Memang ada beragam pendapat tentang perlu tidaknya pacaran terutama bagi para pelajar, karena di samping memiliki beberapa dampak positif, pacaran juga memiliki banyak dampak negatif yang dapat berpengaruh pada tingkah laku dan pola pikir seseorang. Kita tahu bahwa sebagian besar pergaulan bebas dan aktifitas seks di luar nikah berawal dari pacaran, meskipun pacaran tidak selalu berakhir dengan hal-hal seperti itu. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya pengawasan orang tua terhadap putra-putrinya sehingga mereka terjerumus ke dalam hal-hal yang demikian. Namun di samping dampak negatif yang telah dijelaskan di atas, tidak sedikit juga orang-orang yang beralasan bahwa mereka berpacaran untuk :
1.      Sebagai teman kencan
2.      Membutuhkan tempat pelampiasan kasih sayang
3.      Mengikuti trend
4.      Untuk membuktikan ada yang mau
5.      Saling bantu membantu
6.      Status
7.      Sosialisasi
8.      Hiburan
9.      Penjajakan sebelum menikah
10.  Motivasi belajar
Bicara tentang motivasi, sebenarnya motivasi tidak hanya bisa kita dapatkan ketika kita sudah pacaran. Ketertarikan terhadap lawan jenis merupakan hal yang sangat wajar dan saya rasa semua orang yang masih normal mempunyai rasa cinta terhadap lawan jenisnya tersebut, namun hal itu tidak mengharuskan kita untuk menjadikannya seorang pacar, seperti kata pepatah, “Mencintai tidak harus saling memiliki”. Ketika kita tertarik pada seseorang atau mungkin beberapa orang, pasti kita akan melakukan berbagai cara untuk membuat orang-orang tersebut juga tertarik pada kita, termasuk lebih giat dalam belajar, dan justru sebenarnya itulah yang dapat memberikan motivasi terbesar dalam diri kita. Tapi ketika kita sudah punya pacar, mungkin motivasi tersebut tetap ada namun tidak sebesar sebelumnya atau bahkan justru dapat membuat kita menjadi malas belajar karena hanya membuang-buang waktu untuk pacaran. Misalnya kita ambil satu contoh, ketika seseorang belum punya pacar dan ada seseorang atau beberapa orang yang ia sukai, ia akan lebih giat belajar di rumah untuk dapat menjadi siswa yang berprestasi sehingga dapat membuat orang-orang di sekitarnya tertarik. Namun ketika seseorang sudah punya pacar, bisa saja ia akan menjadi malas belajar karena waktu belajar yang ada hanya dihabiskan untuk telepon-teleponan atau sms-an dengan si pacar.
Menurut saya sendiri, sebagai siswa sebaiknya kita lebih mengutamakan prestasi dibandingkan pacaran, ada atau tidaknya pacar itu tidak perlu dipermasalahkan, karena kalau kita sudah berprestasi dan memperoleh kesuksesan, yakinlah bahwa kita tidak perlu bersusah payah mencari pacar karena nantinya orang-orang itu sendiri yang akan datang kepada kita.
ü  DAMPAK PACARAN BAGI PELAJAR
Bagi kita, pacaran memiliki dampak positif maupun negatif:
1.      Prestasi sekolah
Pacaran bisa menurunkan atau meningkatkan prestasi belajar kita. Prestasi meningkat biasanya karena semangat belajar yang naik akibat ada pacar yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian atau karena ingin membuktikan kepada orangtua bahwa meskipun kita pacaran prestasi belajar kita tidak terganggu.
Prestasi belajar bisa menurun jika ada permasalahan yang cukup berat hingga mengganggu konsentrasi dan gairah untuk belajar atau lebih senang menghabiskan waktu bersama sang pacar daripada belajar.

2.      Pergaulan sosial
Pergaulan sosial dengan teman sebaya maupun lingkungan sosial sekitar bisa menjadi meluas atau menyempit. Pergaulan menjadi sempit kalau kita lebih banyak menghabiskan waktu hanya berdua, enggak gaul lagi dengan teman lain. Makin lama biasanya kita menjadi sangat bergantung pada pacar kita atau sebaliknya dan tidak memiliki pilihan interaksi sosial lainnya. Hubungan dengan keluarga pun biasanya menjadi renggang karena waktu luang lebih banyak dihabiskan dengan pacar.

3.      Bisa stres
Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus yang semula diduga karena memang ada perbedaan karakteristik, latar belakang, serta perbedaan keinginan dan kebutuhan. Hal itu menyebabkan banyak sekali terjadi masalah dalam hubungan. Biasanya hal itu akan menguras energi dan emosi serta menimbulkan stres hingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

4.      Berkembang perilaku baru
Pacaran dapat bermakna munculnya perilaku yang positif atau sebaliknya muncul perilaku negatif. Pacaran bisa membantu orang mengembangkan perilaku yang positif kalau interaksi yang terbentuk bersifat positif, sedangkan interaksi yang kurang mendukung tentu saja lebih memungkinkan terbentuknya perilaku negatif.
Misalnya, pacaran dengan orang yang jago motret. Maka, bukan tidak mungkin kita akan tertular barang sedikit. Atau pacaran dengan orang yang sangat peduli sama orang lain dan penolong, maka kita yang tadinya cuek bisa saja tertular. Begitu pula pada kelakuan yang negatif.
5.      Mudah terjerumus ke perzinaan
6.      Melemahkan Iman
7.      ‘melatih’ kemunafikan
8.      Menjadikan panjang angan-angan.
9.      Menjadikan hidup boros
10.  Akan melemahkan daya kretaifitas dan menyulitkan konsentrasi, karena pikiran mereka hanya tertuju kepada pacarnya
11.  Akan menyebabkan terlambatnya studi. Banyak fakta yang menyebutkan bahwa menurunnya prosentase kelulusan para pelajar adalah akibat pacaran, mereka jarang belajar, karena jalan-jalan terus dengan pacarnya, tidak pernah beli buku (karena uangnya habis untuk berenang-senang).
12.  Terjadinya pertengkaran dan pembunuhan, hanya karena rebutan pacar.
13.  Tidak setia dengan pasangannya jika sudah menikah, karena masing-masing ingat dengan pacarnya yang lama, dan selalu membanding-bandingkan antara suami/ istrinya yang syah dengan pacarnya yang lama.
Kedewasaan kita dalam berpacaran bisa dilihat dari kesiapan untuk bertanggung jawab. Ini dapat dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan peran, membagi waktu, perhatian, dan tanggung jawab antara belajar, pekerjaan rumah, dan pacaran. Kesiapan untuk berbagi dengan orang lain, menghadapi permasalahan pacaran, dan tetap bisa mengendalikan diri dan memenuhi nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan dengan lawan jenis.

ü  PACARAN YANG SEHAT DAN BERTANGGUNG JAWAB
1.      Saling terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan secara terbuka, jujur, mau berterus terang dengan perasan kita terhadap tingkah laku pacar. Siap nerima kritik dan kompromi.
2.      Menerima pacar apa adanya yang dilandasi oleh perasaan sayang. Tidak menuntut sesuatu yang berada di luar kemampuannya.
3.      Saling menyesuaikan. Kalau dalam proses ini terlalu sering ribut, maka perlu mempertimbangkan kemungkinan berpisah.
4.      Tidak melibatkan aktivitas seksual karena dapat mengaburkan proses saling mengenal dan memahami satu sama lain.
5.      Mutual dependensi, masing-masing merasakan adanya saling ketergantungan satu sama lain. Oleh karena itu, diharapkan kita dan pacar mampu melengkapi kekurangan, sedangkan kelebihan yang dimiliki diharapkan mampu menutupi kekurangan pasangan.
6.      Mutual respect, saling menghargai satu sama lain dalam posisi yang setara.
Jadi kesimpulannya, perlu atau tidaknya pacaran itu tergantung pada pribadi kita masing-masing, jika pacaran ternyata dapat membuat kita menjadi malas belajar serta lebih banyak kerugiannya daripada manfaatnya dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka sebaiknya kita tidak pacaran dulu sampai saatnya nanti kita benar-benar siap untuk menjalaninya dengan baik sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Namun jika memang kita menganggap bahwa dengan pacaran kita bisa menjadi lebih baik dan dapat memotivasi kita untuk membuat kita menjadi lebih semangat dalam belajar serta kita dapat mengontrol apa yang boleh kita lakukan serta apa saja yang tidak seharusnya kita lakukan, maka pacaran itu boleh-boleh saja, tapi tetap dalam batasan-batasan yang wajar. Dan satu hal yang harus selalu kita ingat adalah “Jangan mencintai pacar secara berlebihan, melebihi cintamu kepada Allah dan juga kedua orang tuamu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar