Eduard Douwes Dekker (lahir di Amsterdam, Belanda, 2 Maret 1820 – meninggal
di Ingelheim
am Rhein, Jerman, 19 Februari 1887 pada umur 66 tahun), atau
yang dikenal pula dengan nama pena Multatuli (dari bahasa Latin multa tuli "banyak yang aku sudah derita") , adalah penulis Belandayang terkenal dengan Max Havelaar (1860), novel satirisnya yang berisi kritik atas perlakuan buruk para penjajah
terhadap orang-orang pribumi diHindia-Belanda.
Eduard memiliki saudara bernama
Jan yang adalah kakek dari tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, Ernest Douwes Dekker yang dikenal pula dengan nama Danudirja Setiabudi.
Pada bulan September 1859,
ketika istrinya didesak untuk mengajukan cerai, Eduard mengurung diri di sebuah
kamar hotel di Brussel dan menulis buku Max Havelaar yang kemudian menjadi terkenal.. Ketika menerbitkan novel Max Havelaar, ia menggunakan nama
samaran 'Multatuli'. Nama ini berasal dari bahasa Latin dan berarti "'Aku sudah menderita cukup banyak'" atau
"'Aku sudah banyak menderita'"; di sini, aku dapat berarti Eduard
Douwes Dekker sendiri atau rakyat yang terjajah. Setelah buku ini terjual di
seluruh Eropa, terbukalah semua kenyataan kelam di Hindia Belanda, walaupun beberapa kalangan menyebut penggambaran Dekker sebagai
berlebih-lebihan.
Eduard Douwes Dekker kemudian
pindah ke Ingelheim am Rhein dekat Sungai Rhein sampai akhirnya meninggal 19 Februari 1887.