Salim kemudian terjun ke dunia
jurnalistik sejak tahun 1915 di Harian
Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi.
Menikah dengan Zaenatun
Nahar dan dikaruniai 8 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik
terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia
Baroe di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar Fadjar
Asia. Dan selanjutnya sebagai
Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau
Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim terjun dalam duniapolitik sebagai pemimpin Sarekat Islam.
Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Namanya kini
diabadikan untuk stadion sepak bola di Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar