Tiban merupakan
tradisi masyarakat Trenggalek yang dilakukan di musim kemarau untuk meminta
hujan kepada Tuhan. Pertunjukkan ini diadakan ditempat terbuka disiang hari
dibawah terik matahari yang panas.Peserta tiban hanya mengenakan celana dan
tidak diijin mengenakan baju atas.
Mereka memakai pecut (sebagai alat pemukul) yang dibuat
dari ranting pohon aren, dan yang menarik mereka bisa membuat pecut yang akan
dipakai sendiri untuk bertanding.
Pertandingan ini diiringi spesial music dari kendang, sejenis dengan musik
jaranan. Peserta pertandingan saling mendera, biasanya dikenakan dibagian
punggung, dan dilarang mengenakan bagian leher keatas. Untuk menjaga jalannya
pertunjukan agar berjalan secara adil, biasanya ada seorang yang berperan sebagai
penengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar