Translate

Minggu, 23 November 2014

SOLUSI PENANGANAN PENCEMARAN



Pada prinsipnya ada tiga (3) hal yang dapat dilakukan dalam rangka 
pelestarian, pencegahan, dan penanggulangan kerusakan lingkungan akibat 
pencemaran, yaitu : 
1. Tindakan secara administratif, 
2. Tindakan dengan menggunakan teknologi, 
3. Tindakan melalui edukatif/pendidikan. 

1. Tindakan Secara Administratif 
Penanggulangan secara administratif dilakukan oleh pemerintah, dengan 
mengeluarkan berbagai peraturan dan undang-undang. Antara lain peraturan 
pemerintahan yang disetujui DPR tanggal 25 februari 1982. Disahkan presiden 
tanggal 11 Maret 1982 menjadi UU No. 4 tahun 1982 yang berisi ketentuan 
pengelolaan lingkungan hidup ( UULH ). Sebelum membangun pabrik atau proyek 
lainnya, para pengembang diharuskan melakukan analisis mengenai dampak 
lingkungan ( AMDAL ).Analisis dampak dari berdirinya industri tersebut tujukan 
kepada pengelolaan santasi secara luas terhadap lingkungan sekitarnya. Pemerintah 
juga mengeluarkan baku mutu lingkungan, yaitu standar yang ditetapkan untuk 
menentukan mutu lingkungan. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan program 
yang meliputi berbagai sektor dalam pembangunan berkelanjutan sehingga di 
harapkan pembangunan dapat berlangsung lestari dengan mempertahankan fungsi 
lingkungan lestari. 
2. Tindakan dengan Menggunakan Teknologi 
Penanggulangan secara teknologis, adalah dengan cara membangun unit
pengolahan limbah. Misalnya unit pengolah limbah yang mengolah limbah cair
sebelum dibuang ke lingkungan. Jika pengolahannya menggunakan mikroba maka
disebut pengolahan secara biologis dengan menggunakan bakteri pengurai limbah.

3. Tindakan Melalui Edukatif/Pendidikan 
Penanggulangan secara edukatif adalah dengan mengadakan kegiatan
penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya
kelestarian alam. Masyarakat rumah tangga mempunyai peranan yang cukup besar
dalam pencemaran lingkungan, khususnya air akibat sampah rumah tangga. Karena
itu perlu dipikirkan teknologi sederhana yang dapat diterapkan kepada masyarakat
untuk mengelola sampah rumah tangga secara swadaya. Sampah rumah tangga secara
umum dapat dibagi dua ada sampah anorganik seperti plastik, gelas dan kaca serta
botol kaleng dan sampah organik, seperti sisa makanan, sisa sayuran dan lain-lain.
Salah satu teknik pengolahan sampah organik rumah tangga adalah
menggunakan “KERANJANG TAKAKURA”. Keranjang Takakura (Mr. Takakura
adalah Profesor di Jepang yang sukses melakukan praktek pengolahan limbah organik
rumah tangga di Jepang) adalah media pengolahan sampah secara biologi, karena
menggunakan bakteri sebagai pengurai sampah. Keranjang Takakura sendiri adalah
keranjang wadah yang biasa digunakan tempat pakaian kotor sebelum dicuci (rigen)
yang umumnya berkapasitas 50 liter. Berikut ini cara pengolahan sampah organik
menggunakan metoda keranjang Takakura :

1. Cari keranjang berukuran 50 liter berlubang-lubang kecil (supaya tikus tidak
bisa masuk) dan tutupnya.
2. Cari doos bekas wadah air minum kemasan, atau bekas wadah super mi, asal
bisa masuk ke dalam keranjang. Doos ini untuk wadah langsung dari bahan-
bahan yang akan dikomposkan.
3. Isikan ke dalam doos ini kompos yang sudah jadi. Tebarkan kompos ke dalam
doos selapis saja setebal kurang lebih 5 cm. Lapisan kompos yang sudah jadi
ini berfungsi sebagai starter proses pengomposan, karena di dalam kompos
yang sudah jadi tersebut mengandung banyak sekali mikroba-mikroba
pengurai. Setelah itu masukkan doos tersebut ke dalam keranjang plastik.
4. Bahan-bahan yang hendak dikomposkan sudah bisa dimasukkan ke dalam
keranjang. Bahan-bahan yang sebaiknya dikomposkan antara lain: Sisa
makanan dari meja makan: nasi, sayur, kulit buah-buahan. Sisa sayuran
mentah dapur: akar sayuran, batang sayuran yang tidak terpakai. Sebelum
dimasukkan ke dalam keranjang, harus dipotong-potong kecil-kecil sampai
ukuran 2 cm x 2 cm.
5. Setiap hari bahkan setiap habis makan, lakukanlah proses memasukkan bahan-
bahan yang akan dikomposkan seperti tahap sebelumnya. Demikian
seterusnya. Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan
dikomposkan. Bilamana perlu tambahkan lagi selapis kompos yang sudah jadi.


Keuntungan metoda pengolahan sampah ini, doos dalam keranjang ini lama
tidak penuhnya, sebab bahan-bahan dalam doos tadi mengempis. Terkadang kompos
ini beraroma jeruk, bila kita banyak memasukkan kulit jeruk. Bila kompos sudah
berwarna coklat kehitaman dan suhu sama dengan suhu kamar, maka kompos sudah
dapat dimanfaatkan.

Hal yang perlu diperhatikan adalah upayakan agar bekas sayuran bersantan,
daging dan bahan lain yang mengandung protein tidak dimasukkan ke dalam doos.
Mengingat starter-nya telah menggunakan kompos yang sudah jadi, maka MOL
(mikroba loka) tidak digunakan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar